RESUME III
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
SEJARAH KEMAJUAN PETA
JENIS PETA
Berikut ini merupakan beberapa jenis peta :
Berdasarkan isi data yang disajikan
Peta umum, yakni peta yang menggambarkan kenampakan bumi, fenomena alam atau budaya. Terbagi atas :
- Peta topografi : peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur.
- Peta kortografi : peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum. Contohnya atlas
- Peta dunia atau geografi : peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
Peta berdasarkan sumbernya (data)
- Peta turunan (derived map) : dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah ada dan tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.
- Peta induk : peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan
Peta berdasarkan bentuk/simetrisnya
- Peta datar atau peta dua dimensi / peta biasa / peta planimetri : peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar.
- Peta timbul atau peta tiga dimensi / peta stereometri : peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi. Terdiri atas :
- Peta digital : peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Contohnya citra
- Peta garis : peta yang menyajikan data alam dan kenampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
- Peta foto : peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.
Peta berdasarkan tingkat skalanya/kedetailannya
Peta Kadaster / status kepemiiikan tanah (berskala sangat besar) yaitu 1: 100 - 1:5000
Peta Skala Besar : peta dengan skala 1:5000 - 1:250.000
Peta skala sedang : peta dengan skala 1:250.000 - 1:500.000
Peta skala kecil : peta dengan skala 1:500.000 - 1:1.000.000
Penyajian gambaran permukaan bumi pada suatu peta datar dapat digolongkan dalam dua jenis bayangan grafis yaitu:
- Peta Garis : bayangan permukaan bumi diatas peta digambarkan dengan garis, titik, dan area yang dilengkapi teks dan simbol sebagai tambahan informasi.
- Peta Citra/Foto : bayangan permukaan bumi disajikan dalam bentuk citra/foto udara.
Data dan informasi yang disajikan pada suatu peta tergantung maksud dan tujuan pembuatannya, sehingga peta dapat dibedakan atas:
Peta Topografipeta yang menyajikan berbagai jenis informasi unsur-unsur alam dan buatan permukaan bumi dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pekerjaan. Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar, karena dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta lainnya. Contoh peta yang digolongkan sebagai peta topografi.
Peta planimetrik : peta yang menyajikan beberapa jenis unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi ketinggian.
Peta kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan tanah, ukuran, dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya.
Peta bathimetrik : peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar laut.
SEJARAH PETA DI DUNIA
Kemajuan teknologi pada masa kini khususnya teknologi digital, juga mempengaruhi perkembangan dalam pembuatan peta serta analisis, dahulu para ahli geografi menggambarkan kondisi permukaan bumi dengan berbagai macam media, seperti tanah liat, papan kayu, lempeng tembaga, serta media kertas yang terbuat dari kulit pohon, bamboo, dan dedaunan, media-media penggambaran peta di atas berkembang sesuai dengan periode perkembangan pembuatan peta, periode perkembangan pembuatan peta terbagi atas 4 (darkono, www.darkonowordpress.com, 2008), yaitu :
1. Periode awal.
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman kebangkitannya.
Peta Bangsa Babylonia
Peta Dunia Claudius Ptolemy
2. Periode pertengahan.
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.
Peta Periode Pertengahan
Peta Arabic
3. Periode kejayaan.
Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.
Martin Waldseemüller's world map
Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi.
Peta Digital Abada 20 Menggunakan Software ArcGIS
Berdasarkan periode tersebut di atas perkembangan pemetaan telah sampai pada era digital, dimana peta tidak hanya di tampilkan secara analog, tetapi juga digital, dengan perkembangan ini maka analisis yang berhubungan dengan keruangan semakin praktis dan mudah, serta dapat dipakai oleh semua kalangan.
No comments:
Post a Comment