Viva Life

Sunday, 9 August 2015

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

PENENTUAN LOKASI TPA Dengan METODE GIS

Sampah merupakan hasil/sisa kotoran yang dihasilkan dari berbagai aktifitas/kegiatan dalam manusia sehari-harinya. Banyaknya sampah yang dihasilkan tergantung kepada jumlah populasi penduduk yang menempati suatu wilayah, maka jika bertambahnya populasi penduduk maka akan menghasilkan sampah yang banyak. Permasalahan persampahan yang dihadapi oleh setiap daerah biasanya berkurangnya lahan untuk pengolahan sampah yaitu TPAS (Tempat Pembuangan Akhir Sampah). Permasalahan lainnya yang dihadapi setiap wilayah adalah cara mendapatkan lokasi pembuangan akhir sampah secara tepat dan aman. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan didalam penempatan lokasi TPAS :
  1. Geologi : Batuan dasar pada area calon TPA menjadi sangat berarti peranannya dalam meminimalisasi penyebaran air lindian sampah (leachate) secara alamiah, baik pada saat bergerak menuju muka air tanah maupun saat bergerak lateral bersama air tanah oleh karena itu diperlukan studi pemilihan area TPA yang tidak memiliki batuan dasar dengan formasi batu pasir, batu gamping atau batuan berongga.
  2. Hidrogeologi : untuk mengetahui keberadaan muka air tanah, mendeteksi impermiabilitas tanah, lokasi sungai atau waduk atau air permukaan dan sumber air minum yang digunakan oleh penduduk sekitar. Tanah dengan permeabilitas cepat dinilai memiliki nilai yang rendah untuk menjadi lokasi calon TPA karena memberikan perlindungan yang kecil terhadap air tanah dan membutuhkan teknologi tambahan yang khusus. Jenis tanah juga mempengaruhi permeabilitas terhadap air yang masuk ke tanah.
  3. Hidrologi : aktivitas pengelolaan sampah sangat tidak diinginkan berada pada suatu lokasi dengan jarak antara dasar sampai lapisan air tanah tertinggi kurang dari 3 meter. Jika tidak memperhatikan kondisi hidrologinya akan merusak sumber air yang ada atau merusak badan air yang ada.
  4. Topografi : Tempat pengurukan limbah tidak boleh terletak pada suatu bukit dengan lereng yang tidak stabil. Suatu daerah dinilai lebih bila terletak di daerah landai dengan topografi tinggi.
  5. Tata Guna Lahan : Pemilihan lokasi untuk pembuangan sampah kota seharusnya tidak berbenturan dengan peruntukan lahan lainnya oleh karena itu pada tahap terakhir peta tematik di-overlaykan dengan peta Land use. Hal ini untuk mencegah kemungkinan timbulnya pencemaran dan sisi negatif terhadap masyarakat di sekitar TPA. Kesulitan dalam pemilihan lokasi pembuangan sampah, biasanya karena tidak dijumpai lahan yang memadai sesuai dengan peruntukan lahan atau kondisi geologi dari wilayah tersebut.

Parameter yang dijadikan kriteria dalam analisis zona kelayakan merupakan parameter persyaratan lokasi penimbunan sampah yang berkaitan dengan aspek geologi (sesuai dengan SNI 19-3241-1994 yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional) :

  1. Formasi Batuan dan rawan bencana Gunung Api
  2. Rawan Gempa
  3. Rawan Gerakan Tanah
  4. Jenis Tanah, Sumber air tahan dan hidrologi
  5. Kemiringan Lereng dan tata guna lahan
  6. Intensitas Hujan.

No comments:

Post a Comment